KARYA TULIS BULAN KE-4 (FEBRUARI)
Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) V 2022
Siswa & Guru SMP Muslimin Cililin
MUHASABAH (Muslimin Handal, Sahabat Baca, Hebat)
PUISI
Karya : Lita Purnama, S.Pd
RINDU
Semilir angin di tengah malam
Menyelinap diantara kesunyian
Menusuk-nusuk setiap jengkal kulitku
Memaksa tubuhku menggigil hebat
Seketika aku terbujur kaku
Terasa sunyi sepi membalut raga
Pandanganku gelap gulita
Entah aku masih bernyawa atau tidak
Di sela-sela bayangku terngiang sang lelaki
Matanya layu menatapku sayu
Dia terlihat lelah sekali
Lalu dia berpaling dan pergi
Aku yang diam membisu hanya berdiri kaku
Melihatnya menghilang di kegelapan
Tak terasa air mata ini membanjiri pelipis mata
Menahan rindu pada sang lelaki; Ayahku.
CERPEN
Karya : Anisa Amelia Putri (8 C)
IMPIAN
Malam ini cerah, tiada hujan. Dan seperti malam-malam cerah biasanya, aku membuka atap kamarku. Lalu berbaring di kasur sambil melihat pemandangan bintang-bintang yang bersinar.
"H-huh, andai bintang-bintang itu bisa kugenggam pasti aku tidak akan kesepian di malam hari" keluhku.
Tiba-tiba…
"Mentari! Kamu belum tidur? ini sudah larut malam cepat tidur!" Teriak ibu.
"Aduh, aku lupa mematikan lampu kamar" batinku.
"Iya bu" jawabku.
Aku pun langsung mematikan lampu dan menyalakan lampu kecil, karena aku takut gelap.
Iya memang aku suka tidur larut malam tapi bukan seperti orang lain yang kalau tidur larut malam teleponan dengan pacarnya, hihi. Kalau aku tidur larut malam karena sebelum tidur pasti melihat bintang-bintang dulu. Bintang-bintang itu banyak sekali dan bersinar terang jadi aku selalu melihatnya sebelum tidur dan mengagumi ciptaan Tuhan yang tidak ada bandingannya.
"Tuhan, bisakah kau berikan bintang-bintang itu kepadaku? Aku ingin sekali memeluknya, bercerita kepadanya" keluh batinku lagi.
Tok.. Tokk..
"H-hah? Itu pasti Ibu, aku harus pura-pura tidur" kataku.
Aku langsung menarik selimut dan langsung pura-pura tidur.
"Sudah tidur? Ohh, bagus-bagus" Ibuku lalu menutup lagi pintu kamarnya.
"Untung saja " Aku segera membuka selimut.
"Kamu belum tidur juga Mentari!! Ini sudah larut malam" tegur ibuku.
"H-hah? I-ibuu.. bagaimana ibu tau aku belum tidur?" Aku malah bertanya.
"Karena atap kamarmu masih terbuka, biasanya kalau sudah tidur atapnya sudah tertutup " jelas ibu.
"Ya sudah aku tutup dulu " kataku.
"Kalau begitu ibu pergi tidur dulu " pamit ibu.
"Haduh!! Aku lupa lagi menutupnya! Dasar ceroboh! "Gumamku.
"Bintang tunggulah aku, aku pasti akan membawamu bersamaku nanti. Karena impianku menjadi seorang ASTRONOT".
Aku pun langsung menutup atap kamar dan pergi tidur, semoga mimpiku menjadi kenyataan...
Malam ini cerah, tiada hujan. Dan seperti malam-malam cerah biasanya, aku membuka atap kamarku. Lalu berbaring di kasur sambil melihat pemandangan bintang-bintang yang bersinar.
"H-huh, andai bintang-bintang itu bisa kugenggam pasti aku tidak akan kesepian di malam hari" keluhku.
Tiba-tiba…
"Mentari! Kamu belum tidur? ini sudah larut malam cepat tidur!" Teriak ibu.
"Aduh, aku lupa mematikan lampu kamar" batinku.
"Iya bu" jawabku.
Aku pun langsung mematikan lampu dan menyalakan lampu kecil, karena aku takut gelap.
Iya memang aku suka tidur larut malam tapi bukan seperti orang lain yang kalau tidur larut malam teleponan dengan pacarnya, hihi. Kalau aku tidur larut malam karena sebelum tidur pasti melihat bintang-bintang dulu. Bintang-bintang itu banyak sekali dan bersinar terang jadi aku selalu melihatnya sebelum tidur dan mengagumi ciptaan Tuhan yang tidak ada bandingannya.
"Tuhan, bisakah kau berikan bintang-bintang itu kepadaku? Aku ingin sekali memeluknya, bercerita kepadanya" keluh batinku lagi.
Tok.. Tokk..
"H-hah? Itu pasti Ibu, aku harus pura-pura tidur" kataku.
Aku langsung menarik selimut dan langsung pura-pura tidur.
"Sudah tidur? Ohh, bagus-bagus" Ibuku lalu menutup lagi pintu kamarnya.
"Untung saja " Aku segera membuka selimut.
"Kamu belum tidur juga Mentari!! Ini sudah larut malam" tegur ibuku.
"H-hah? I-ibuu.. bagaimana ibu tau aku belum tidur?" Aku malah bertanya.
"Karena atap kamarmu masih terbuka, biasanya kalau sudah tidur atapnya sudah tertutup " jelas ibu.
"Ya sudah aku tutup dulu " kataku.
"Kalau begitu ibu pergi tidur dulu " pamit ibu.
"Haduh!! Aku lupa lagi menutupnya! Dasar ceroboh! "Gumamku.
"Bintang tunggulah aku, aku pasti akan membawamu bersamaku nanti. Karena impianku menjadi seorang ASTRONOT".
Aku pun langsung menutup atap kamar dan pergi tidur, semoga mimpiku menjadi kenyataan...
CERPEN
Karya : Dea Mustika Rahayu (8 D)
LESTARIKAN SUNGAI
Pagi ini, aku akan lari pagi bersama teman-temanku yaitu Deli, Sasa, dan Ayu. " Lina, teman-teman kamu sudah datang nak, kamu sudah siap kan?", ucap Bunda dari luar kamarku. "Iya Bun" jawabku. Aku bergegas keluar rumah, terlihat teman-teman sudah menunggu. Setelah pamit kepada bunda, kami pun berangkat.
Suasana Perumahan kami sangat tenang. Kami berencana lari pagi sampai Kampung Sebelah. "Udara pagi ini sangat segar" kata Deli. "iya, udara pagi ini belum tercemar asap Li" jawabku. Kami jalan santai. Tak terasa kami tiba di Kampung Sebelah. Kami melihat warga sedang kerja bakti, mereka membersihkan sungai kecil yang letaknya di tepi kampung. Banyak warga yang berada di dalam Sungai. Mereka mengambil sampah yang ada di sungai. Aliran air sungai tidak begitu deras, jadi memudahkan warga mengambil sampah-sampah itu. Saat sedang memerhatikan kegiatan warga, seorang bapak mendekati kami. "Ada apa Nak, bapak perhatikan sejak tadi kalian memerhatikan warga yang sedang kerja bakti. Saya ketua RT di kampung ini". Tanya Pak RT. "Oh maaf Pak, kami tidak boleh ya pak melihat warga yang sedang kerja bakti di sini?” Aku balik bertanya. "Oh boleh, tidak apa apa" jawab Pak RT. "Kami hanya ingin tahu apa yang mereka lakukan Pak?” Lanjutku. "Oh, itu. Iya nak mereka sedang membersihkan sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan. Mumpung aliran airnya tidak terlalu deras, kami ingin membersihkan sampah-sampah itu" jelas Pak RT. "Mereka sudah terbiasa masuk ke dalam Sungai ya Pak?" Tanya Sasa. "Ada yang sudah biasa dan ada yang belum pernah. Kalau warga yang bekerja sebagai petugas kebersihan, tentu mereka biasa melakukan pekerjaan seperti ini. Akan tetapi bagi mereka yang biasa bekerja di perkantoran tentu tidak terbiasa dengan pekerjaan ini". Jawab Pak RT. "Jadi, warga di sini memiliki perkerjaan yang berbeda-beda ya Pak" tanya Ayu. "Iya nak. di kampung ini ada yang bekerja sebagai karyawan pabrik, guru, peternak ayam, tukang bangunan, dan buruh" kata pak RT. “Walaupun mereka memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda mereka tetap rukun ya pak?" sambungku. "Ini adalah suatu kerukunan hidup dengan tetangga. Sebagai contoh, untuk menciptakan kerukunan adalah dengan kerja bakti. Kerukunan membuat hidup menjadi tenang dan damai" jelas Pak RT.
PUISI
Karya : Fika Nadia Rahmah (7 B)
IBU
Ibu, engkau telah berjuang...
Mengandung dan melahirkankanku,
meski nyawa sebagai taruhannya.
Engkau telah merawatku dengan penuh kasih sayang.
Meski lelah, namun engkau tak pernah mengeluh.
Terimakasih ibu...
Engkau telah menyayangiku,
mengajarkanku banyak hal, terutama ilmu agama.
Ibu, entah dengan apa aku membalas semua pengorbananmu.
Hanya do'a yang dapat kuberi serta kasih sayang kepadamu ibu.
PANTUN
Karya : Ghina Eliana (7 B)
Jalan jalan ke bandara
Bahagianya melihat pesawat
Kalau ingin masuk surga
Jangan lupa rajinlah sholat
Indahnya bunga melati
Terlihat mekar di pagi hari
Jika sedang sempit hati
Bacalah Qur'an setiap hari
Bunga mawar tumbuh di taman
Bunganya mekar dihinggapi lebah
Apabila rajin membaca Al-Qur'an
Akan menjadi sholeh dan sholehah
PUISI
Jalan jalan ke bandara
Bahagianya melihat pesawat
Kalau ingin masuk surga
Jangan lupa rajinlah sholat
Indahnya bunga melati
Terlihat mekar di pagi hari
Jika sedang sempit hati
Bacalah Qur'an setiap hari
Bunga mawar tumbuh di taman
Bunganya mekar dihinggapi lebah
Apabila rajin membaca Al-Qur'an
Akan menjadi sholeh dan sholehah
Karya : Nabila Suherman (7 A)
GURUKU SENYUMKU
Guruku
Engkau adalah senyumku
Motivasimu membuatku merasa hangat
Guruku
Andai aku tidak pergi secepat ini
Kuingin melihatmu lebih lama lagi
Guruku
Terimakasih atas apa yang telah engkau berikan
Ilmumu, senyummu, motivasimu
Guruku
Engkau mengajariku banyak hal
Membimbingku hingga seperti ini
Guruku
Kuharap engkau baik baik saja
Terimakasih wahai guruku, wahai senyumku
Posting Komentar