KARYA TULIS BULAN KE-3 (JANUARI)
Tantangan Membaca Bandung Barat (TMBB) V 2022
Siswa & Guru SMP Muslimin Cililin
MUHASABAH (Muslimin Handal, Sahabat Baca, Hebat)
PUISI
Karya : Lita Purnama, S.Pd
NASIHAT
Jalan-jalan ke Gunung Batu
Pemandangannya sangat menarik
Waktu begitu cepat berlalu
Lakukan selalu amalan baik
Menjemur baju, masih basah
Menjemurnya di atas kayu
Jangan kau berkeluh kesah
Yakini apa yang menjadi takdirmu
Di dinding ada seekor laba-laba
Laba-laba sedang membuat sarangnya
Tuhan tak membebani seorang hamba
Melainkan sesuai kesanggupannya
CERPEN
Karya : Anisa Amelia Putri (8 C)
IMPIAN
Malam
ini cerah, tiada hujan. Dan seperti malam-malam cerah biasanya, aku membuka
atap kamarku. Lalu berbaring di kasur sambil melihat pemandangan
bintang-bintang yang bersinar.
"H-huh,
andai bintang-bintang itu bisa kugenggam pasti aku tidak akan kesepian di malam
hari" keluhku.
Tiba-tiba…
"Mentari! Kamu belum tidur? ini sudah larut malam
cepat tidur!" Teriak ibu.
"Aduh, aku lupa mematikan lampu kamar" batinku.
"Iya bu" jawabku.
Aku pun langsung mematikan lampu dan menyalakan lampu
kecil, karena aku takut gelap.
Iya memang aku suka tidur larut malam tapi bukan seperti
orang lain yang kalau tidur larut malam teleponan dengan pacarnya, hihi. Kalau
aku tidur larut malam karena sebelum tidur pasti melihat bintang-bintang dulu.
Bintang-bintang itu banyak sekali dan bersinar terang jadi aku selalu
melihatnya sebelum tidur dan mengagumi ciptaan Tuhan yang tidak ada
bandingannya.
"Tuhan, bisakah kau berikan bintang-bintang itu
kepadaku? Aku ingin sekali memeluknya, bercerita kepadanya" keluh batinku
lagi.
Tok.. Tokk..
"H-hah? Itu pasti Ibu, aku harus pura-pura tidur"
kataku.
Aku langsung menarik selimut dan langsung pura-pura tidur.
"Sudah tidur? Ohh, bagus-bagus" Ibuku lalu menutup lagi pintu kamarnya.
"Untung saja " Aku segera membuka selimut.
"Kamu belum tidur juga Mentari!! Ini sudah larut
malam" tegur ibuku.
"H-hah? I-ibuu.. bagaimana ibu tau aku belum
tidur?" Aku malah bertanya.
"Karena atap kamarmu masih terbuka, biasanya kalau
sudah tidur atapnya sudah tertutup " jelas ibu.
"Ya sudah aku tutup dulu " kataku.
"Kalau begitu ibu pergi tidur dulu " pamit ibu.
"Haduh!! Aku
lupa lagi menutupnya! Dasar ceroboh! "Gumamku.
"Bintang tunggulah aku, aku pasti akan membawamu
bersamaku nanti. Karena impianku menjadi seorang ASTRONOT".
Aku pun langsung menutup atap kamar dan pergi tidur, semoga
mimpiku menjadi kenyataan...
Malam
ini cerah, tiada hujan. Dan seperti malam-malam cerah biasanya, aku membuka
atap kamarku. Lalu berbaring di kasur sambil melihat pemandangan
bintang-bintang yang bersinar.
"H-huh,
andai bintang-bintang itu bisa kugenggam pasti aku tidak akan kesepian di malam
hari" keluhku.
Tiba-tiba…
"Mentari! Kamu belum tidur? ini sudah larut malam
cepat tidur!" Teriak ibu.
"Aduh, aku lupa mematikan lampu kamar" batinku.
"Iya bu" jawabku.
Aku pun langsung mematikan lampu dan menyalakan lampu
kecil, karena aku takut gelap.
Iya memang aku suka tidur larut malam tapi bukan seperti
orang lain yang kalau tidur larut malam teleponan dengan pacarnya, hihi. Kalau
aku tidur larut malam karena sebelum tidur pasti melihat bintang-bintang dulu.
Bintang-bintang itu banyak sekali dan bersinar terang jadi aku selalu
melihatnya sebelum tidur dan mengagumi ciptaan Tuhan yang tidak ada
bandingannya.
"Tuhan, bisakah kau berikan bintang-bintang itu
kepadaku? Aku ingin sekali memeluknya, bercerita kepadanya" keluh batinku
lagi.
Tok.. Tokk..
"H-hah? Itu pasti Ibu, aku harus pura-pura tidur"
kataku.
Aku langsung menarik selimut dan langsung pura-pura tidur.
"Sudah tidur? Ohh, bagus-bagus" Ibuku lalu menutup lagi pintu kamarnya.
"Untung saja " Aku segera membuka selimut.
"Kamu belum tidur juga Mentari!! Ini sudah larut
malam" tegur ibuku.
"H-hah? I-ibuu.. bagaimana ibu tau aku belum
tidur?" Aku malah bertanya.
"Karena atap kamarmu masih terbuka, biasanya kalau
sudah tidur atapnya sudah tertutup " jelas ibu.
"Ya sudah aku tutup dulu " kataku.
"Kalau begitu ibu pergi tidur dulu " pamit ibu.
"Haduh!! Aku
lupa lagi menutupnya! Dasar ceroboh! "Gumamku.
"Bintang tunggulah aku, aku pasti akan membawamu
bersamaku nanti. Karena impianku menjadi seorang ASTRONOT".
Aku pun langsung menutup atap kamar dan pergi tidur, semoga
mimpiku menjadi kenyataan...
CERPEN
Karya : Dea Mustika Rahayu (8 D)
LESTARIKAN SUNGAI
Pagi ini, aku akan lari pagi bersama teman-temanku yaitu Deli, Sasa, dan Ayu. " Lina, teman-teman kamu sudah datang nak, kamu sudah siap kan?", ucap Bunda dari luar kamarku. "Iya Bun" jawabku. Aku bergegas keluar rumah, terlihat teman-teman sudah menunggu. Setelah pamit kepada bunda, kami pun berangkat.
Suasana Perumahan kami sangat tenang. Kami berencana lari pagi sampai Kampung Sebelah. "Udara pagi ini sangat segar" kata Deli. "iya, udara pagi ini belum tercemar asap Li" jawabku. Kami jalan santai. Tak terasa kami tiba di Kampung Sebelah. Kami melihat warga sedang kerja bakti, mereka membersihkan sungai kecil yang letaknya di tepi kampung. Banyak warga yang berada di dalam Sungai. Mereka mengambil sampah yang ada di sungai. Aliran air sungai tidak begitu deras, jadi memudahkan warga mengambil sampah-sampah itu. Saat sedang memerhatikan kegiatan warga, seorang bapak mendekati kami. "Ada apa Nak, bapak perhatikan sejak tadi kalian memerhatikan warga yang sedang kerja bakti. Saya ketua RT di kampung ini". Tanya Pak RT. "Oh maaf Pak, kami tidak boleh ya pak melihat warga yang sedang kerja bakti di sini?” Aku balik bertanya. "Oh boleh, tidak apa apa" jawab Pak RT. "Kami hanya ingin tahu apa yang mereka lakukan Pak?” Lanjutku. "Oh, itu. Iya nak mereka sedang membersihkan sampah rumah tangga yang dibuang sembarangan. Mumpung aliran airnya tidak terlalu deras, kami ingin membersihkan sampah-sampah itu" jelas Pak RT. "Mereka sudah terbiasa masuk ke dalam Sungai ya Pak?" Tanya Sasa. "Ada yang sudah biasa dan ada yang belum pernah. Kalau warga yang bekerja sebagai petugas kebersihan, tentu mereka biasa melakukan pekerjaan seperti ini. Akan tetapi bagi mereka yang biasa bekerja di perkantoran tentu tidak terbiasa dengan pekerjaan ini". Jawab Pak RT. "Jadi, warga di sini memiliki perkerjaan yang berbeda-beda ya Pak" tanya Ayu. "Iya nak. di kampung ini ada yang bekerja sebagai karyawan pabrik, guru, peternak ayam, tukang bangunan, dan buruh" kata pak RT. “Walaupun mereka memiliki jenis pekerjaan yang berbeda-beda mereka tetap rukun ya pak?" sambungku. "Ini adalah suatu kerukunan hidup dengan tetangga. Sebagai contoh, untuk menciptakan kerukunan adalah dengan kerja bakti. Kerukunan membuat hidup menjadi tenang dan damai" jelas Pak RT.
PANTUN
Karya : Fika Nadia Rahmah (7 B)
Pergi ke pasar membeli ikan nila
Tidak lupa membeli bumbunya
Jika kita ingin mendapat pahala
Maka berbaktilah pada orang tua
Jalan jalan ke pulau Jawa
Bersama-sama sekeluarga
Jika kita ingin masuk surga
Sayangilah selalu orang tua
PANTUN
Karya : Ghina Eliana (7 B)
Jalan-jalan ke Kota Banjar
Pulangnya beli sosis bakar
Apabila kamu ingin pintar
Maka harus rajin belajar
Siang-siang pakai kipas
Karena cuaca sangat panas
Jika ingin menjadi cerdas
Jangan jadi anak malas
PUISI
Jalan-jalan ke Kota Banjar
Pulangnya beli sosis bakar
Apabila kamu ingin pintar
Maka harus rajin belajar
Siang-siang pakai kipas
Karena cuaca sangat panas
Jika ingin menjadi cerdas
Jangan jadi anak malas
Karya : Nabila Suherman (7 A)
GURUKU SENYUMKU
Guruku
Engkau adalah senyumku
Motivasimu membuatku merasa hangat
Guruku
Andai aku tidak pergi secepat ini
Kuingin melihatmu lebih lama lagi
Guruku
Terimakasih atas apa yang telah engkau berikan
Ilmumu, senyummu, motivasimu
Guruku
Engkau mengajariku banyak hal
Membimbingku hingga seperti ini
Guruku
Kuharap engkau baik baik saja
Terimakasih wahai guruku, wahai senyumku
Posting Komentar